
MADIUN | MIMBARRAKYAT.CO.ID – Bukan kabar isapan jempol. Anggota TPNPB-OPM dalam satu keluarga terdiri suami, istri dan dua anaknya menyatakan ‘pulang kampung’ ke dalam pelukan Ibu Pertiwi.
Dipimpin AS, sebagai kepala keluarga, mereka mendatangi Makodim 1709/ Yawa, Jalan Maluku, Distrik Anotaurei, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, Selasa (06/05/2025).
AS yang sekarang bukan lagi berstatus anggota atau simpatisan TPNPB-OPM itu tercatat sebagai warga Kampung Ariepi, Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua.
Sebelumnya, dia bergabung dengan OPM karena faktor keturunan dari orang tuanya. “Namun sudah sejak sekitar sepuluh tahun lalu dia sudah tidak aktif di OPM. Dia mengaku sadar, tidak ingin lagi menyusahkan saudaranya sendiri. Karena itulah tekad bulatnya mengemuka, untuk pulang kembali ke tanah air Indonesia,” kata Letkol Inf Baskoro Wijaya Atmanto, S.E., Komandan Kodim 1709/ Yawa, menjawab pertanyaan jurnalis dalam pesan pendek, Jumat (09/05/2025).
Menurut Baskoro, bukan sekedar memasrahkan diri dan keluarganya untuk bisa bergaul kembali dengan saudaranya setanah air, melainkan, AS juga sukarela menyerahkan sepucuk senjata api jenis M1 Carbine (semi otomatis).
Kecuali menyerahkan senjata api laras panjang itu, sambung Baskoro, AS juga menyertakan 45 butir peluru kaliber 30 (7,62 X 33 mm), 1 lembar bendera bintang kejora dan 1 buah noken (tas rajut khas tradisional Papua) bermotif bintang kejora.
Kembalinya AS sebagai bagian dari bangsa Indonesia, selain atas kesadaran pribadinya, juga karena bimbingan dan pendekatan kemanusiaan yang intens dilakukan dua personel Unit Intel Kodim setempat.
Kedua personel itu masing-masing, Serka Patrick S. Pasaribu, S.H dan Sertu Markus Resa.
Kepada personel Kodim setempat yang mengajak berbicara, kesadaran AS muncul karena ingin mengikuti saudaranya bangsa Indonesia, yang hidup aman, nyaman dan lebih bermasa depan.
Tidak seperti saat dirinya ketika masih berada di zona TPNPB-OPM, yang setiap hari selalu dirundung rasa bersalah, cemas dan takut akan perbuatannya.
Ketidaknyamanan hidup, menurut AS, lantaran merasa tidak bebas beraktivitas di luar rumah karena takut akan sesuatu yang tidak diinginkan.
“Jadi bergabung dengan Pemerintah Indonesia lebih bermartabat dan penuh masa depan. Ada jaminan aman dan nyaman. Karena itu saya nyatakan gabung NKRI,” ungkap AS.
Letkol Inf Baskoro Wijaya Atmanto kembali mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada AS dan seluruh keluarganya.
Pemerintah, melalui Pemkab Kepulauan Yapen, sambung Baskoro, ke depan akan menjamin kehidupan mereka agar lebih baik dan meningkat segi kesejahteraannya.
Tentu dengan berbagai program bantuan sosial yang diterapkan pihak pemerintah daerah setempat.
Komandan Kodim 1709/ Yawa itu menghimbau, siapa pun yang masih berada di hutan dan bergabung dengan TPNPB-OPM di wilayah Yapen, agar segera turun dan sukarela kembali bergabung kepada NKRI.
Lantaran, tandas Baskoro, bagi bangsa Indonesia NKRI sebagai harga mati yang tidak tertawarkan sampai akhir nanti. (Rel)