
MALANG | MIMBARRAKYAT.CO.ID – Setelah merayakan Dies Natalis ke-71 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan semangat persatuan dan perjuangan, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Malang menegaskan sikapnya dalam menghadapi kondisi internal organisasi yang masih dilanda dualisme kepemimpinan.
“DPC GMNI Malang dengan tegas menolak segala bentuk perpecahan dan berkomitmen memperjuangkan persatuan organisasi demi menjaga marwah GMNI sebagai organisasi perjuangan berbasis ideologi Marhaenisme, “sebut Albert selaku Ketua DPC GMNI Malang dalam siaran persnya yang diterima awak media ini, Sabtu (29/03/2025).
GMNI, sebagai organisasi kader yang telah berusia lebih dari tujuh dekade, seharusnya menjadi contoh dalam membangun semangat kebangsaan dan persatuan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, GMNI justru mengalami krisis kepemimpinan akibat dualisme dalam tubuh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Perselisihan yang berlarut-larut ini telah berdampak buruk terhadap konsolidasi organisasi di berbagai tingkatan, termasuk di tingkat Cabang dan Komisariat.
Ketidakjelasan DPP dalam menyelenggarakan Kongres GMNI yang seharusnya menjadi ajang demokratis untuk menentukan kepemimpinan yang sah semakin memperparah keadaan.
Alih-alih memberikan solusi, konflik ini justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang hanya berorientasi pada kepentingan politik pribadi.
DPP yang seharusnya menjadi pemersatu justru terjebak dalam pertarungan politik yang tidak mencerminkan nilai-nilai perjuangan GMNI.
Sebagai organisasi kader yang berlandaskan ajaran Bung Karno, GMNI seharusnya berorientasi pada perjuangan membela kepentingan rakyat.
Namun, yang terjadi saat ini adalah segolongan elit dalam GMNI lebih sibuk mengurus kepentingan politik pribadinya dibandingkan mengurus organisasi dan kader di akar rumput.
Dualisme ini tidak hanya menciptakan kebingungan, tetapi juga melemahkan daya juang GMNI dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa.
DPC GMNI Malang dengan tegas menolak segala bentuk politik pragmatis yang hanya mengorbankan organisasi demi kepentingan segelintir orang.
“Kami menegaskan bahwa GMNI bukan alat bagi mereka yang ingin mencari posisi dan kekuasaan, tetapi adalah rumah perjuangan bagi kader yang benar-benar ingin mengabdi untuk rakyat, imbuhnya
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap organisasi, DPC GMNI Malang mengambil sikap tegas:
- Menolak segala bentuk dualisme di tubuh GMNI yang bertentangan dengan semangat persatuan sebagaimana diamanatkan dalam sejarah perjuangan organisasi.
- Mendesak percepatan pelaksanaan Kongres Persatuan GMNI dengan prinsip musyawarah mufakat dan keterlibatan semua elemen GMNI tanpa adanya dominasi salah satu pihak.
- Menolak segala bentuk tindakan sepihak dari salah satu kubu yang mengklaim kepemimpinan GMNI tanpa adanya kesepakatan nasional yang sah dan demokratis
- Mendorong seluruh kader GMNI, khususnya di Kota Malang, untuk tetap berpegang pada nilai-nilai ideologi Marhaenisme serta tidak terjebak dalam konflik internal yang menghambat perjuangan organisasi.
- Tidak akan melegitimasi kedua kubu kepemimpinan GMNI yang ada saat ini selama tidak terjadinya kongres persatuan, karena keberadaan dualisme ini bertentangan dengan semangat persatuan dan hanya memperlemah perjuangan organisasi.
- Mendesak Adanya Penyelesaian yang Demokratis dan Konstitusional. Kami menuntut kepada seluruh pihak yang terlibat dalam dualisme ini untuk segera melakukan rekonsiliasi berdasarkan mekanisme organisasi yang sah dan konstitusional, bukan dengan cara-cara yang hanya memperuncing perpecahan
- Apabila poin-poin diatas tidak di indahkan oleh DPP GMNI, maka DPC GMNI Malang siap membangun konsolidasi nasional menuju Kongres Persatuan sebagai langkah konkret untuk mengakhiri dualisme dan mengembalikan GMNI sebagai satu kesatuan organisasi yang solid dalam perjuangan membela kaum marhaen..
Dies Natalis ke-71 GMNI seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat persatuan, bukan justru mempertajam perpecahan.
Oleh karena itu, DPC GMNI Malang akan terus berjuang untuk memastikan bahwa GMNI tetap menjadi organisasi yang kuat, solid, dan berorientasi pada perjuangan rakyat.
“Kami mengajak seluruh kader GMNI, baik yang berada di komisariat, cabang, maupun alumni, untuk bersama-sama mengembalikan GMNI ke jalan perjuangan yang sejati. Jangan biarkan organisasi ini diperalat oleh kepentingan politik jangka pendek yang hanya akan merusak marwah GMNI di mata kader dan rakyat Indonesia, “tegasnya mengakhiri. (Red)