ROMA | MIMBARRAKYAT.CO.ID – Ridha Bahrul Ulum, mahasiswa S2 University of Padua sekaligus Direktur Festival Luar Negeri PPI Dunia 2025/2026, memperkenalkan konsep kolaborasi enam pilar dalam policy brief yang dipresentasikan kepada Duta Besar Republik Indonesia dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dalam ajang IGNITE PPI Italia 2025 di Roma.

Acara IGNITE PPI Italia (Indonesian Global Nexus for Intellectual Thought and Excellence) diselenggarakan di Facolta di Economia Universita degli Studi di Roma “Tor Vergata” pada tanggal 23–24 Oktober 2025. Forum ini mempertemukan pelajar Indonesia dari berbagai universitas di Italia dengan latar belakang pendidikan yang beragam, mulai dari teknik, ekonomi,
hingga hubungan internasional, untuk berbagi gagasan strategis dan hasil penelitian yang relevan bagi pembangunan nasional.

Dalam sesi penyampaian policy brief, Ridha mempresentasikan hasil riset berjudul “Adaptasi Pembelajaran Model Transformasi Digital dari Region Veneto untuk Akselerasi UMKM Kota Kediri.

”Gagasan tersebut berangkat dari pengamatan terhadap ekosistem inovasi di Region Veneto, Italia, yang berhasil mendorong transformasi digital sektor usaha kecil dan menengah melalui sinergi lintas sektor. Inspirasi dari Ekosistem Inovasi Region Veneto Region Veneto dikenal sebagai salah satu kawasan dengan tingkat adopsi teknologi industri yang tinggi di Eropa. Keberhasilan transformasi digital di wilayah ini tidak hanya ditopang oleh investasi teknologi, tetapi juga oleh kolaborasi yang kuat antara universitas, lembaga riset, sektor industri, dan pemerintah daerah.

Salah satu contohnya adalah peran SMACT Competence Center di University of Padua yang berfokus pada pengembangan teknologi berbasis Social, Mobile, Analytics, Cloud, dan Internet of Things.

Dengan dukungan pemerintah Italia, lembaga ini menyediakan asesmen kematangan digital, pelatihan intensif, dan pendampingan integrasi teknologi bagi UMKM.

Model serupa diterapkan juga oleh Galileo Visionary District, yang berperan sebagai penghubung antara riset akademik dan kebutuhan industri melalui program inkubasi dan inovasi terbuka.

Dr. Yurdi Yasmi, Director for Plant Production and Protection di FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), menyoroti ketimpangan global di sektor pangan, di mana sebagian masyarakat
menghadapi masalah obesitas sementara sebagian lainnya masih bergulat dengan kelaparan.

Ia menekankan pentingnya sistem produksi pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan, dengan penggunaan sumber daya yang lebih sedikit, termasuk air.

“Sejak awal berdirinya, IGNITE dirancang sebagai wadah bagi mahasiswa Indonesia untuk berkontribusi terhadap tantangan global. Dua hari terakhir ini justru menunjukkan betapa para cendekiawan muda Indonesia ini, meskipun jauh dari rumah, tetap berkomitmen untuk menjadi
bagian dari perubahan positif,” ungkap Sheperd Karauwan, Ketua Pelaksana IGNITE 2025. (rel)